Aksi Koboy Pejabat Dilampura Hendaknya Polisi Bertindak Represif
Lampung Utara – (LN) – Viralnya berita terkait penodongan senjata api jenis pistol yang diduga dilakukan oleh oknum pejabat diLampung Utara berinisial B, yang terjadi di (Rumdis) Jabatan Wakil Bupati (Wabup) sekaligus Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lampura, Budi Utomo, Jumat (3/4/2020). Semestinya Polisi bertindak Represif.
Ketua KWRI Lampung Utara, meminta agar kepolisian Lampung Utara menangani kasus ini dengan tegas dan tidak tebang pilih. Momen ini bisa menjadi bukti anggapan hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah tidak benar.
“Saatnya bagi institusi kepolisian untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa dalam hal penegakan hukum, polisi bersikap profesional dan tidak tebang pilih,” kata Herwansyah kepada awak Media.
Herwansyah kepada Media pada Senin (5 April 2020), mengingatkan kepolisian agar menanggalkan status Pejabat Koboy tersebut, sehingga penegakan hukum di Indonesia tegas, tanpa pandang bulu.
“Jangan sampai karena yang bersangkutan ini Pejabat tertentu, jadi muncul pandangan di masyarakat bahwa proses penindakannya bertele-tele. Mau siapapun di republik ini, kalau melanggar hukum, ya polisi harus berani proses,” tutur dia.
Sebelumnya,dilansir berita media Headlinelampung,
Oknum pejabat di Lampung Utara (Lampura) mengamuk sambil mengacungkan diduga senjata api jenis pistol, di Rumah Dinas (Rumdis) Jabatan Wakil Bupati (Wabup) sekaligus Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lampura, Budi Utomo, Jumat (3/4/2020).
Dari informasi yang dihimpun Headlinelampung, Minggu (5/4/2020), sebelum kejadian diduga oknum pejabat berinisial B tersebut teriibat cekcok soal kendaraan dinas (Randis).
Entah apa pemicunya, oknum kepala dinas tersebut emosi dan mencabut pistol disertai kalimat bernada mengancam.
“Kejadian di rumdis itu cukup cepat. Saat itu di rumdis sepertinya sedang ada kegiatan video teleconference. Kami terkejut. Oknum kadis itu tiba-tiba marah dan ada pistol di tangannya,” ujar sumber yang enggan namanya diekspose, saat dihubungi Headlinelampung melalui telepon selulernya, Minggu (5/4/2020).
Dari percakapan yang didengarnya di lokasi kejadian, ada kata-kata terkait soal peminjaman mobil dinas.
“Entah mobil dinas itu sudah dipinjam atau belum dikembalikan, tidak terdengar jelas. Namun yang pasti soal mobil dinas” jelasnya lagi.
Menurut dia, saat itu terlihat oknum kadis tersebut terlibat cekcok dengan sopir dinas Kepala satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Lampura, Pirmansyah. Sedangkan Firmansyah berada di dalam rumdis wabup.
“Yang menyaksikan ada pistol (oknum kadis) petugas piket Satpol PP dan sopir Kasatpol-PP,” terangnya.
Kabar tersebut langsung beredar di masyarakat, terutama di media sosial Facebook. Meski status Facebook terkesan ditulis ambigu, namun persoalan tersebut sempat menjadi viral.
Berbagai macam komentar warganet meminta persoalan tersebut diusut tuntas dan kejelasan soal izin dan asal senpi yang digunakan oknum pejabat tersebut.
“Itu harus diusut. Masak pejabat seperti tukang begal saja, memiliki senjata api,” tulis seorang pemilik akun.
KasatpPol PP Lampura, Firmansyah, saat dikonfirmasi mengakui adanya insiden tersebut.
Dijelaskannya, kejadian itu bermula saat Kepala Dinas Perhubungan Lampura, Basirun meminjam kendaraan dinas milik Satpolol PP, dengan alasan perintah pimpinan untuk mengawal mobil bus Covid-19 antar kabupaten, Kamis (2/4/2020).
“Kendaraan dinas yang dipinjam dipakai sekretaris Satpol PP saat ini. Sementara sekretaris Satpol PP dipinjamkan mobil dinas camat Hulu Sungkai,” terang Firmansyah.
Keesokan harinya, Jumat (3/4/2020) pagi, mobil dinas tersebut dipulangkan dengan alasan rusak.
Lalu pada siang harinya, Firmansyah hendak mengikuti video teleconference di rumah dinas wabup sekaligus Plt Bupati Lampura, Budi Utomo.
Sesampainya di sana, sempat terjadi cekcok antara dirinya dengan Basirun. Namun tidak ditanggapinya. Lalu Firmansyah masuk ke rumah dinas wabup untuk mengikuti video teleconference bersama Plt Bupati Lampura.
Namun di luar Basirun masih ngoceh-ngoceh, dan didengar sopir Firmansyah bernama Elan.
“Sudah om tidak usah lagi ngomong seperti begitu. Ini rumah dinas Plt bupati. Pak Basirun kan pejabat, malu dilihat orang,’ ujar Elan kepada basirun, seperti ditirukan Firmansyah.
Tetapi Basirun tidak terima, sehingga terjadilah cekcok antara keduanya.
“Saat itulah Basirun mengeluarkan pistol, banyak yang melihat, tapi saya tidak melihat karena masih di dalam rumdis wabup,” jelas Firmansyah.
Diungkapkannya, pada Minggu pagi rekan-rekannya di Polres Lampura sudah menanyakan soal itu.
“Perintah kapolda, pelajari dan selidiki,” jelas Firmansyah.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Lampura AKP Hendrik SIK saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, mengaku mendengar informasi tersebut.
“Tapi tidak ada laporan resmi dari masyarakat,” ujarnya.
Penulis: Red