Komisi III DPRD Kota Metro Terima Keluahan Warga Soal Sampah Berserakan di lokasi Area
Anggota Komisi III DPRD Kota Metro Didik Isnanto yang menerima keluhan warga langsung melakukan crosscek. Benar saja, akses lalulintas dari dan menuju TPAS ditutup warga lantaran dipenuhi sampah berserakan hingga kebadan jalan.
“Ini memang bentuk protes dari warga, karena memang disini kan dekat dengan perumahan warga dan sampahnya sudah menumpuk. Jadi bau dan lalatnya sudah masuk ke lingkungan masyarakat. Kebetulan tadi pagi saya di telpon warga sini ada penutupan akses ke TPA oleh warga, setelah saya lihat ternyata benar. Lalu saya telpon pak camat dan Kapolsek,” terang Didik saat dikonfirmasi awak media.
Politisi PDI-Perjuangan itu juga mengatakan bahwa penutupan jalan yang dilakukan warga bukanlah kesalahan. Hal tersebut sebagai bentuk protes serta antisipasi warga agar sampah-sampah yang memenuhi TPAS dapat di tumpuk.
“Warga tidak salah karena sampah sudah menutup sampai pintu masuk TPA dan alatnya juga baru bisa dioperasikan. Alasan UPT, alat rusak sudah delapan hari dan baru selesai tadi pagi. Alasannya karena belum ada anggaran untuk perbaikan. Dan tadi sudah kita akomodir, insyaallah dalam 3 sampai 4 hari lagi semua sudah kembali normal,” terang Didik.
Pihaknya juga mengaku telah menghimpun semua keluhan Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPAS Karangrejo dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro terkait penanganan sampah.
“Mereka sudah mengusulkan anggaran penyewaan alat berat. Kalo normalnya tiga, tapi karena ini urgensi insyaallah satu cukup. Tadi juga pihak UPT sudah menyanggupi besok sudah ada tambahan alat beratnya. Jadi dua unit yang akan beroperasi besok, yang satu untuk mendorong sampah dan yang satunya exavator. Dan truk sampah harus sudah masuk. Kendala mereka hanya kekurangan alat berat, kalau memang hanya kekurangan alat berat dan kebutuhannya tiga unit alat berat maka akan kita usulkan anggarannya,” jelasnya.
Sementara itu menanggapi keluhan masyarakat, Kepala DLH Kota Metro Eka Irianta mengungkapkan bahwa penumpukan sampah disebabkan oleh alat berat yang tidak dapat beroperasi lantaran hilangnya sparepart.
“Jadi ini berawal dari hilangnya alat kontrol sama monitor di exavator, nah ini asal muasalnya, makanya jadi berlarut-larut begini. Kalo antisipasi sebelumnya ya kita sesuaikan kondisi saja. Alat kan sudah bisa jalan, ini akan kita lembur sehingga sampah bisa di dorong ke satu tempat dan sampah yang baru bisa masuk TPA. Kalo volume sampah di Kota Metro ini masih tetap tapi hanya ada kendala teknis di TPAS,” jelas Eka.
Guna mengantisipasi tumpukan sampah agar tidak memadati jalan TPAS, pihaknya telah mengupayakan sewa alat dan mengusulkan penambahan alat berat baru.
“Untuk mengantisipasi sampah menumpuk lagi, kita akan upayakan untuk sewa alat dulu untuk membeckup sementara. Kita juga mengusulkan kepada anggota DPRD untuk membeli alat baru,” terangnya. (Red)