PRINGSEWU – Tumpukan sampah yang berada di Pasar Pagelaran dikeluhkan warga. Pasalnya, sampah tersebut menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap.
Padahal, di dekat tumpukan sampah yang sudah menggunung tersebut, telah disediakan tong/ bak sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Pringsewu.
“Iya ini mas, di pasar sini sampahnya berserakan kemana-mana. Belum lagi sering di acak-acak sama binatang kayak anjing, tikus,” ujar Yeni salah satu pemilik toko di Pasar Pagelaran, Senin (14/09/20).
Lebih lanjut, Yeni menuturkan, bau busuk yang menyengat sangat mengganggu indera penciumannya. Sebab berhari-hari sampah tersebut menimbulkan polusi udara yang sewaktu-waktu menyebarkan penyakit.
“Memang itu sampah dari para pedagang dan warga setempat. Tapi kan seharusnya tidak perlu lama-lama untuk di angkat, karena baunya semakin busuk,” bebernya.
Bahkan, menurut penuturan Yeni, apabila hujan, sampah yang menumpuk itu aroma bau busuknya sangat menyengat.
“Apalagi kalau habis hujan mas, aroma baunya sangat menyengat. Sampai saya taburkan kapur untuk penghilang bau, karena saya sudah tidak tahan lagi sama baunya,” kata dia.
Yeni sangat menyayangkan dengan pengelolaan sampah yang berada di Pasar Pagelaran ini. Sebab, pengangkatan sampah hanya dilakukan per tiga hari sekali dalam seminggu.
“Coba dari DLH itu menyediakan atau menambahkan bak sampah yang lebih layak agar sampah tidak berserakan dan tidak bertumpuk. Kalau bisa bak sampah jangan di taruh depan area pasar. Masa iya, pasar sudah bagus dengan adanya pembangunan taman, tapi di depannya banyak tumpukan sampah,” ucap dia.
Terpisah, Ismail Kabid Bagian Sampah dan Limbah pada Dinas LH Pringsewu saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa bagian sampah yang berada di Pasar Pagelaran dikelola oleh Dinas Koperindag.
“Karena itu distribusinya masuk ke Diskoperindag, jadi untuk bagian sampah yang ada di pasar-pasar itu khusus penanganan dari mereka. Mungkin untuk tahun depan baru di ambil alih oleh Dinas Lingkungan Hidup. Untuk saat ini, kami hanya pengambilan sampah di jalan-jalan protokol saja,” tutup Ismail.(*/nh)