PESAWARAN – Tudingan adanya politik uang yang di tuduhkan kepada Cabup nomor urut 1 mendapatkan tanggapan anggota Panitia Persiapan Pemekaran Kabupaten Pesawaran (P3KP) Muallim Taher, Jum’at (16/10/2020).
Muallim Taher yang juga mantan anggota DPRD kabupaten Pesawaran mengharapkan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) kabupaten Pesawaran tidak mendiskritkan pasangan calon Bupati nomor urut 1.
“Seharusnya Bawaslu tidak membeda-bedakan Paslon Bupati yang ada sebab Paslon yang lain diduga pernah melakukan hal yang sama namun tidak di panggil”, ungkap Muallim.
Lebih lanjut Muallim Taher mengatakan, calon wakil Paslon Bupati nomor urut 2 pernah membantu semen untuk pembanguan Masjid di dusun Suka Damai Pampangan, jadi kalo mau di croscek ya di croscek semua, jadi jangan diskriminatif gitu.
Ia juga menambahkan, dalam pemberitaan salah satu media online kabupaten Pesawaran pada Jum’at (25/09/2020) yang berjudul “Bupati Pesawaran Serahkan Cangkul Dan Palu Pada Panitia Pembangunan”.
“Itu kenapa tidak di panggil juga ini aneh” , ungkapnya menyesalkan sikap Bawaslu Pesawaran.
Dalam pemberitaan media online tersebut ditulis, Ketua NU Kabupaten Pesawaran Solikhin telah menandatangani administrasi penerimaan dana hibah sebesar Rp 250 juta dan tambahan Rp 50 juta dari pribadi Dendi Ramadhona untuk pembangunan Masjid tersebut.
Muallim taher mengkritisi sikap Bawaslu Pesawaran yang membeda-bedakan Paslon Bupati Pesawaran.
“Ini perlu di pertanyakan, disitukankan sudah jelas tertulis media online, Dendi memberikan dana tambahan sebesar 50 juta dari kantong pribadinya, selain dana 250 juta yang katanya dana hibah, kenapa tidak dipanggil dan dipertanyakan”, ujar Muallim.
Menurut Muallim Taher, jika Bawaslu memanggil calon nomor urut 1 atas dugaan politik uang sumbangan penimbunan sabes disalah satu jalan di desa Gedong Tataan, saya kira itu bukan politik uang, itu amal ibadahnya.
“Tapi kalo Cabup nomor urut 2 itu sudah jelas politik uang, uang sejumlah 50 juta yang diberikan kepada ketua salah satu organisasi masa di Pesawaran, itu bukan material buat membangun, tapi duit langsung, itu yang nama nya politik Perut” , cetusnya.
“P3KP Pesawaran menginginkan Pilkada ini damai dan kondusif tidak terjadi chaos, tapi ini yang saya lihat justru Bawaslu sendiri yang memancing mencari keributan atau kerusuhan dengan melakukan diskriminasi pada salah satu calon” Tambah P3KP Pesawaran Muallim Taher. (*/red)