Tulang Bawang Barat

Yulita Keluhkan Adanya Penahanan Buku Tabungan PKH Sejak 2016 Oleh Petugas PKH

Kamu Bisa Download ini:

Lampungnet.com, Tulang Bawang Barat – Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat. Sejak PKH diluncurkan, keluarga yang masuk kategori miskin bisa menerima bantuan tunai dari pemerintah.

Namun sayangnya bantuan tersebut diduga dimanfaatkan oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab untuk memperkaya diri.

Seperti yang dikatakan oleh Yulita Warga Tiyuh Penumangan Baru RK 6 RT 01 kecamatan Tulangbawang Tengah (TBT) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) yang mengeluhkan bantuannya tak kunjung keluar dan buku Rekeningnya hilang.

“Saya menjadi peserta program PKH dari tahun 2011, awalnya memang ngambil bantuannya melalui kantor Pos, na,, setelah kurang lebih pada tahun 2016 ngambilnya sudah memakai buku rekening dan ATM, namun buku rekening saya hilang, dulu (2016) disuruh mengumpulkan buku rekening sama bu Mely, ibu Mely itu ya termasuk pengurus PKH di Dinas Sosial. dikarenakan mau mencairkan uang yang ada didalam buku rekening, setelah sekitar setengah bulan saya tanya, katanya lagi entah dimana nanti dicari dulu,” jelas Yulita Senin (05/07/21).

Lanjutnya, Yulita juga menjelaskan bahwa dirinya sudah sempat menanyakan rekeningnya yang bermasalah kepada pengurus PKH, namun ia kebingungan dikarenakan adanya saling lempar antar pengurus dan tidak ada kejelasan.

“Setelah itu Saya kan enggak nanya lagi, na karena sudah bermasalah dari bulan 1 (Satu) ini sayakan enggak dapet lagi, beras enggak uang juga enggak, saya coba nanya lagi sama bu Melly katanya udah sama bu Yunimah, na pas ditanya dengan bu Yunimah katanya sudah dikasih dengan bu Melly nah terus itu katanya (Melly) sudah hilanglah sudah nggak ada lagi. Terus saya tanya lagi sama ketua kami bu Yunimah katanya Nomor Induk Keluarga (NIK) nya ganda, tertukar sama orang Sulawesi-Selatan, lama mau mengembalikannya dari Sulawesi Ke Lampung, Terus saya disuruh bikin baru lagi cuma kan no Rekeningnya nggak ada atau fotocopy nya itu nggak ada gimana kita mau bikin lagi,” bebernya.

Sementara Melly, salah satu pendamping BPNT yang pada saat itu bermitra dengan pendamping PKH mengatakan, pernah meminjam buku rekening penerima PKH untuk menyingkronkan dan setelah di singkronkan rekening tersebut dikembalikan kepada ketua kelompok PKH, setelah di usut beberapa buku rekening penerima PKH hilang di tangan ketua kelompok PKH.

“Jadi pada saat tahun 2016 2017 itukan ada program BPNT, kebetulan saya inikan pendamping BPNT memang kami dengan pendamping PKH itu bermitra, jadi untuk menyingkronkan karena ada kartu baru dari pusat jadi takutnya ada rekening dobel takutnya salah satunya tidak tersalurkan, terblokir, jadi kami minta fotocopy buku rekening melalui ketua kelompok karena fotocopy nya tidak terang makanya kami minta buku rekening yang asli.”

“Nah setelah itu kita kembalikan, ternyata seliplah buku rekening itu di ketua kelompok karena kelompoknyakan banyak, ada 12, jadi nama itu ada yang sama-sama, ada Yuliana, Yuli Ana, dan Yulita inikan jadi ada keselipan di ketua kelompok, sehingga saya panggilah ketua kelompoknya karena saya sudah di telpon pak Kadis (Kepala Dinas Sosial), hilang buku rekening itu, jadi tadi saya sama adek Yulita karena bukunya selip hilang, sekarang gini dek buku kamu itu sudah selip berarti sudah hilang, sekarang kamu saya bantu kamu ke Tiyuh minta surat pengantar ke Polsek untuk pembuatan buku rekening baru karena buku rekening kamu hilang,” ujar Melly.

“Kalau memang buku rekening itu sudah kamu anggap penting diurus hari ini”, lalu saat disinggung mengapa sampai sekarang belum juga di urus padahal kejadian tersebut sudah lama,” Dia kan tidak pernah minta tolong,” kilah Melly.

Ditempat berbeda saat di konfirmasi Yunimah, ketua kelompok PKH suku/RK 6a mengatakan, bahwa buku rekening tersebut memang benar mereka kumpulkan namun ia beralasan karena terlalu banyak buku rekening sehingga terjadi kehilangan dan ia juga mengatakan bahwa buku rekening tersebut tidak penting yang penting itu ATM.

“Iya awalnya buku Rekening itu memang kami kumpulkan karena mau ngurus beras bansos kan mau dimasukan disitu, setelah itu kami bagikan lagi, mungkin karena anggotanya banyak maka terselip diantara kami Ketua-ketua sudah ngomong juga sama yang punya kami cari dulu, kalau memang sudah nggak ketemu nanti kita bikin lagi, kebetulan waktu berjalan karena buku Rekening itu enggak diperlukan bener yang pentingkan ATM sama dia yaudah,” kata Yunimah.

Lanjutnya Yunimah juga menjelaskan, “Na, beberapa bulan inikan punya dia gak keluar, terus kami urus kan, gak taunya kesalahan nama dia di Gedung Aji itukan masih masuk KK (Kartu Keluarga) Mak nya, nah kami uruslah dari sana, keluarlah dia dari Mesuji dari KK ibu nya, bikinlah KK baru disini udah itu urus-uruslah itu keluarlah lagi dia PKH nya kemaren bulan ini,” ujarnya.

Mengetahui hal tersebut Kepala Dinas Sosial kabupaten Tubaba, Somad menegaskan jika buku-buku rekening tersebut tidak ketemu maka nantinya para pengurus tersebut harus bertanggung jawab atas hilangnya rekening tersebut.

“Itu udah saya tanya sama ibu Meli buku tabungan udah ada sama ketua kelompoknya, kalau uangnya aman itu nggak ada yang bisa main-main nggak,” kata Somad via telpon WhatsApp, Selasa (13/07/21).

Terpisah, setelah mendapat perintah dari Kadis dan Yulita juga langsung mendapatkan pesan WhatsApp dari Ibu Mely untuk segera menemui Dia.

“Ini saya di chat ibu Mely kesini penting katanya. Terus Saya ketemu merasakan karena kata pak Kadis buku rekening saya sudah ketemu sama mereka, terus saya kesana kata mereka minta sabar buku tabungnya belum ketemu masih mau dicari nanti kalo memang enggak ketemu nanti mereka tanggung jawab dibuatkan yang baru,” ucap Yulita. (Tim)

Kamu Bisa Download ini:

Related Articles

Back to top button