Efek Pilkada, Kakon Way Gelang Pindahkan Peralatan dan Berkas Kantor ke Rumah Tanpa Aparat Pekon
Lampungnet.com | TANGGAMUS — Meski gelaran Pilkakon tahun 2020 di Kabupaten Tanggamus kemarin telah cukup lama usai, namun efeknya masih terasa hingga kini, salah satunya terjadi di Pekon Way Gelang, Kecamatan Kota Agung Barat, salah satunya adalah ketidakharmonisan yang di tunjukan oleh kepala pekon (Kakon) terhadap jajaran aparatur di pemerintahan pekon. Jum’at, 01/10/2021.
Oleh Kepala pekon (Kakon) Way Gelang Jahri, seluruh kegiatan aktifitas pelayanan bagi masyarakat hingga berkantor setiap harinya, telah berpindah dari kantor Pekon sebelumnya ke rumah pribadinya tanpa alasan dan sebab yang jelas, sedangkan para aparatur pekon dibiarkan berkantor di kantor Pekon yang lama. Di duga hal tersebut di picu dikarenakan adanya perbedaan pandangan politik ketika pada saat pemilihan kepala pekon (Pilkakon) dengan aparat pekonnya, dampaknya jika dibiarkan dapat berimbas kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan.
Sebagai pimpinan Pekon hal tersebut tak seharusnya ia lakukan, bukankah mereka merupakan warganya juga, memang untuk semua itu dibutuhkan suatu pemikiran yang cukup dewasa serta memiliki jiwa kesatria untuk menerimanya atas semua hal yang terjadi pada saat Pilkakon, bukankah seorang pemimpin itu harus mengayomi dan melindungi seluruh masyarakatnya yang dulu telah terkotak-kotak, bukankah seorang pimpinan itu harus mempersatukan seluruhnya, dan tak memandang dia hitam maupun putih, supaya tak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Menurut salah satu aparatur Pekon Way Gelang Despan menuturkan, dengan berpindahnya aktifitas pelayanan kantor pekon way gelang ke rumah kakon, dengan membawa peralatan kantor seperti, laptop, printer, kipas angin, salon bahkan sampai berkas-berkas penting turut dibawa seluruhnya oleh kakon. Kantor pekon sebelumnya memang merupakan balai gedung GSG yang di fungsikan sudah lama sebagai kantor pekon Way Gelang.
” Kapan peralatan itu di pindahkan kami semua tidak mengetahui bang, dia (kakon) sepertinya gak mau ngantor disini lagi, pelayanan ke warga terganggu dan tak bisa kami layani, hanya kami arahkan ke rumah kakon. Setiap hari kami ngantor cuma bingung mau ngerjain apa sebab alat-alat gak ada dan berkas sudah kosong,”jelasnya.
Lanjutnya, kakon Way Gelang hanya mengajak 3 orang aparat yang baru untuk ngantor dirumahnya, dan tinggal lima orang aparatur lama masih bertahan serta masuk kerja di kantor yang lama, serta tak ada informasi pemberitahuan atau ajakan berpindah dan bekerja guna memberikan pelayanan ke masyarakat.
Ketidaksukaan kakon way gelang terhadap aparat pekonnya ia tunjukan bukan hanya kali ini saja, sudah beberapa kali kakon menyodorkan selembar surat keterangan pengunduran diri agar di tandatangani oleh aparatur Pekon Way Gelang, bahkan Kadus turut terkena imbasnya, dan saat ini tinggal mereka berlima yang masih bertahan sebagai aparatur Pekon Way Gelang.
” Pernah, jajaran aparat Pekon di paksa untuk menandatangani surat pengunduran diri saat itu, kini sisa hanya tinggal kami berlima yang menolak mundur, mungkin semua ini terjadi akibat kami tidak berpihak kepadanya ketika Pilkakon,”Tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pekon Way Gelang Jahri ketika di konfirmasi, hanya memberikan jawaban dengan singkat tanpa menjelaskan alasannya secara detail, ia berkilah bahwa Pekon Way Gelang belum mempunyai kantor Pekon oleh sebab itu aktifitas pelayanan kantor ia pindahkan kerumahnya. Kemudian terkait pemaksaan terhadap aparatur Pekon agar menandatangani surat pernyataan pengunduran diri, kakon Jahri menolak semua tuduhan tersebut.
“Pekon Way Gelang belum ada kantor makanya kerumah, saya tidak pernah memaksa mereka menandatangani surat pengunduran diri, bohong adinda. Biar permasalahannya jangan dari sepihak maaf datang silahturahmi kerumah saya tidak izinkan,” singkat Jahri.
Namun ketika ditanya lebih jauh alasannya, pesan yang dikirimkan hanya dibaca saja oleh kakon tanpa memberikan balasan jawaban dari pertanyaan yang di sampaikan. (Anwar Saud)