Wahdi, Kota Metro Memiliki Potensi Sebagai Lumbung Bawang Merah Untuk Pengndalian Inflasi
LampungNet.com | Metro – Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melakukan panen Bawang Merah di Kota Metro. GNIP yang merupakan inisiasi Presiden dalam menanggulangi inflasi pangan melihat Kota Metro mampu menjaga stabilitas harga bahan baku makanan khususnya Bawang Merah.
Kegiatan panen Bawang Merah oleh GNIP yang merupakan gabungan Bank Indonesia dan Pemangku Kebijakan di Daerah, ini dilakukan di Demplot Kelompok Tani Ngudi Asri Makmur, Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan Kecamatan Metro Barat, Kamis 24 Agustus 2023.
Dalam kegiatan panen ini juga dihadiri kelompok tani se Kota Metro. Dalam kegiatan ini Kota Metro juga menandatangani kerjasama dengan Kabupaten Brebes yang dikenal sebagai lumbung bawang nasional.
Dalam pemaparan di depan audien, Walikota Metro dr. Wahdi Siradjuddin,Sp.OG(K),M.H menyampaikan jika kegiatan ini mampu mewujudkan Kota Metro yang Berpendidikan, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya. Tentang inflasi, menurut Wahdi pengendalian di Kota Metro juga sudah berjalan sangat baik.
“Tercatat pada bulan Juli 2023, Inflasi month to month sebesar 0,24%, akumulasi dari Januari sampai Juli tercatat inflasi sebesar 1,51% dan inflasi year to year sebesar 2.05%. Kita bisa pahami ini menunjukan inflasi Kota Metro masih dalam situasi aman dan terkendali,” ujar Wahdi.
Menurut Wahdi, Metro yang memiliki potensi sebagai lumbung Bawang Merah sangat sesuai dengan empat pilar yang dijunjung untuk pengendalian inflasi, yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
“Keempat pilar itu dilakukan dengan enam langkah seperti operasi pasar murah, sidak pasar, kerja sama antar daerah, gerakan menanam, realisasi belanja tak terduga dan dukungan transportasi dari APBD,” sambung Wahdi.
GNIP menurut Wahdi, juga dinilai menjadi gerakan untuk bersinergi, berkoordinasi, dan juga berkolaborasi antar instansi maupun lembaga untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.
“Di Kota Metro sudah terlaksana kegiatan gerakan tanaman pangan keluarga, ini didukung langsung oleh Bank Indonesia dengan pemberian bibit unggul komoditas bawang merah. Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Brebes yang telah memberikan pelatihan kepada 20 orang petani Kota Metro,” papar Wahdi.
Dalam doorstop kepada awak media, Wahdi juga mengingatkan kepada masyarakat Metro untuk tidak perlu panik terkait ketersediaan dan harga bahan pokok. “(Masyarakat) gak perlu gelisah semuanya aman, terkait ketersediaan bahan pangan pokok,” kata Wahdi.
Dalam paparannya Kepala Bank Indonesia Budiono, S.E,M.M, menyampaikan, kesejahteraan masyarakat sangat berhubungan dengan inflasi, maka dari itu harus adanya pengendalian inflasi khususnya pangan.
“Pemberian bibit bawang merah ini menjadi salah satu cara untuk membantu dan mengajak masyarakat dalam keikutsertaan mereka pada penggerakan kegiatan pengendalian inflasi pangan,” ujar Budi.
Dalam doorstop kepada awak media, Budiono menjelaskan bahwa bantuan dari BI berupa bibit Bawang Merah kepada petani dengan skema getok tular. “Jadi gini ya, yang kita latih petani adalah kalau bibit 1 ton, itu kan 1 hektar itu yang nanti disebar (ke kelompok tani lain). Setelah orang (kelompok) pertama menerima, nanti ditularkan. Dia dapat manfaat pertama dibagikan ke kelompok lain, untuk digulirkan,” katanya.
Terkait dengan perkembangan harga dan pasokan Asisten II Pemerintah Kota Metro Yeri Ehwan, menjelaskan penanggulangan inflasi Kota Metro berjalan dengan baik karena kerjasama.
“Untuk menguatkan Kota Metro ini dengan penanaman Bawang Merah dan pengolahannya dapat memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang bisa menanam di lahan mereka sendiri,” ucap Yeri.
Di kesempatan yang sama Staf Ahli Bupati Brebes, Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ir. Mohamad Furqon Amperawan, S.P, menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama yang dilakukan oleh Kota Metro dengan Kabupaten Brebes terkait pengendalian inflasi komoditas pangan Bawang Merah.
Sebagai lumbung bawang nasional, lahan pertanian di Kabupaten Brebes menurutnya 50% menjadi lahan pertanian bawang, 50% sisanya adalah komoditas lain.
“Brebes menjadi penghasil utama di Indonesia dengan rata-rata luas lahan pertanian 30.000 hektar khusus bawang, dari jumlah lahan pertanian 60.000 hektar,” katanya.
Untuk di Kota Metro menurutnya, perlu dipertimbangkan terkait teknologi perangkap penanggulangan hama. Karena dengan perangkap dapat mengurangi adanya kerugian dan penggunaan pestisida agar hasil pertanian lebih sehat dan hemat dalam produksi.
Acara ini ditutup dengan penandatanganan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes, penyerahan bibit bawang merah kepada kelompok petani.
Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Perekonomian Pembangunan Kabupaten Brebes Ir. Muhamad Furqon Amperawan,S.P, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung Budiono, S.E., MM, Walikota Metro dr.H. Wahdi Siradjuddin,Sp.OG (K), Wakil Walikota Metro Drs. H. Qomaru Zaman, MA, Anggota forkopimda, Asisten II Pemerintah Kota Metro, Kepala OPD Kota Metro, Camat Metro barat, serta Lurah Ganjarasri.
Di kesempatan yang sama pakde Wanto sebutan akrabnya yang merupakan Ketua Kelompok Tani Bawang Ngudi Asri Makmur menjelaskan proses penanaman bawang dari bibit yang sebelumnya diberikan oleh Bank Indonesia sangatlah baik.
“Untuk proses penanaman bawang merah itu membutuhkan waktu kurang lebih 65 hari, kemudian masa panen dari nol memakan waktu 3 bulan karena setalah panen kita perlu proses penjemuran kemudian perobolan bawang merah,” ujarnya.
Sementara untuk pemasarnya bawang merah sendiri di Kota Metro sangat mudah karena peminat pasar sangat tinggi.
“untuk Kota Metro saja kalau untuk penjualan bawang merah kita gak bingung ya, ini saja sampai kekurangan karena minat pasar sangat tinggi dan kedepannya kami berharap petani bawang yang ada di Kota Metro bisa menyuplai itu,” lanjut Wanto.
“Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Metro dan Bank Indonesia ini, saya harap potensi pertanian bawang merah di wilayah Kota Metro dapat semakin berkembang dan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap ketahanan pangan lokal maupun nasional,” harap Wanto. (ADV)