Inilah Bentuk Apresiasi Ketua GenPI Lampung Kepada Pak Kobar
Lampungnet.com | Bandar Lampung – Ketua GenPI Provinsi Lampung Abdul Rohman Wahid turut mengapresiasi atas launching perdana Pasar Kreatif Kota Baru (Pak Kobar) di Bandar Lampung. Abdul Rohman Wahid yang menghadiri langsung gelaran pertama Pak Kobar juga menyempatkan diri untuk menjadi salah satu pembicara pada talk show yang digelar. bersama M. Fajar Ghosyiah Zian sebagai penggerak Pak Kobar dan Ketua EK-LMND Bandar Lampung Riski Oktara Putra sebagai aktivis muda, Abdul Rohman Wahid menyampaikan apresiasinya atas berdirinya pasar rakyat yang dibangun berbasis gotong royong di tengah-tengah kota, Minggu (19/09/2021).
Virus-virus pemberdayaan memang penting untuk terus didorong agar ekspansif sehingga akan banyak daerah atau titik-titik yang menjadi sentral kreativitas masyarakat. Selain itu, juga bisa membantu perekonomian masyarakat.
“Saya atas nama GenPI Lampung sangat mengapresiasi sekali ketika ada pasar rakyat atau pasar yang berbasis gotong royong yang ada di tengah kota Bandar Lampung. Semoga ini menjadi percontohan di Bandar Lampung, karena pemberdayaan itulah yang penting dan gerakan gotong royong itu istimewa di tengah-tengah masyarakat.” Kata Wahid.
Pak Kobar sendiri juga merupakan pasar rakyat yang dari awal terbentuknya tidak lepas dari GenPI Lampung. GenPI Lampung yang secara masif melakukan sosialisasi dan melalui diskusi-diskusi yang pernah diadakan, akhirnya GenPI mampu mentransformasikan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat terutama pemuda di Bandar lampung mulai tersadarkan untuk melakukan gerakan pemberdayaan dan menghidupkan gotong Royong.
”Memang awalnya GenPI cukup berat untuk mempengaruhi anak-anak muda kreatif agar mau berkolaborasi, bergotong royong dan melakukan pemberdayaan untuk kemajuan masyarakat. Tapi Alhamdulillahnya, semua usaha kami (GenPI Lampung) membuahkan hasil yang maksimal.” Lanjut Wahid.
Abud Rohman Wahid selaku Ketua GenPI Lampung mengharapkan ini akan membentuk sebuah atmosfer yang berbeda di tengah masyarakat, sehingga masyarakat lebih solid dan Pak Kobar selalu sutainable dan survive. (*)