Paguyuban Wali Murid SDN 1 Gunung Sari Himpun Dana Untuk Sarana dan Prasarana Sekolah
Lampungnet.com | Tulang Bawang Barat – Guna memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana Sekolah, wali murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Sari Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) membentuk paguyuban sebagai wadah untuk mengumpulkan dana yang ditetapkan senilai Rp 2 ribu rupiah per murid setiap minggunya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Siswa-siswi SDN 1 Gunung Sari bahwa, setiap hari Senin masing-masing murid diwajibkan untuk membawa uang rutin sebesar Rp 2 ribu kegunaan untuk membeli galon di sekolah.
Kenta, salah seorang guru di SDN 1 Gunung Sari mendampingi kepala sekolah mengaku bahwa urunan wajib bagi murid tersebut bentuk dukungan wali murid terhadap program dari Bupati Tubaba, bahkan pada saat berkumpul membahas urunan wajib tersebut juga dihadiri oleh Aparat Kepolisian.
“Dan juga waktu kita kumpul ini kita tidak sepihak, di situ kita mengundang dari pihak Polsek, sebelum kita menyampaikan ide itu kita konsultasi dulu sama senior-senior, nggak mungkin kita mengambil keputusan sepihak. Kalau mau keterangan lebih detail silahkan minta keterangan Sama ketua paguyuban,”ujar Kenta.
Secara bersamaan, Sri Baningsih Kepala SDN 1 Gunung Sari enggan berkomentar banyak. Menurutnya, urunan wajib itu kesepakatan bersama wali murid yang difasilitasi oleh komite dan dibentuk sebuah paguyuban yang direstui oleh pihak sekolah, meskipun diketahui urusan wajib sarana dan prasarana SDN 1 Gunung Sari itu dianggarkan senilai puluhan juta dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kalau masalah itu nanti Ketua paguyuban yang menjawab, tujuan paguyuban tersebut ialah Untuk membantu kemajuan sekolah dalam bentuk kerukunan. Banyak bentuknya, yang jelas kita kerjasama dengan komite dan wali murid dan kegiatan ini telah berjalan selama kurang lebih 1 tahun,”ucap Sri Baningsih diruang kerjanya.
Sementara, Wiwi, Ketua Paguyuban Wali Murid SDN 1 Gunung Sari membenarkan bahwa pembentukan organisasi wali murid yang disebut Paguyuban itu melibatkan seluruh wali murid yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana Sekolah.
“Kegunaan iuran 2000 setiap hari Senin atau seminggu sekali itukan wali kelas nggak megang uangnya, kegunaan uang untuk kerapihan kelas anak -anak kami yang ada di sini, beli galon dan beli gordeng, pokoknya untuk kerapihan sekolah kami, dan tidak ada pemaksaan itu semua hasil kesepakatan kami bersama bahkan dari pihak dinas mengetahuinya yang di hadiri oleh Korwas Bapak Pramono. Kegiatan ini berjalan kurang lebih 1 tahun,”cetus Wiwi.
Sementara, Suwarmi Ketua TP PKK Tiyuh Gunung Sari yang notabenenya sebagai wali murid juga mengamini adanya urunan wajib tersebut dengan alasan untuk power tiyuh gunung sari. Sebab, kata dia, maka dengan iuran wajib murid maka akan terlihat jika para wali murid memiliki kekompakan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah.
“Dalam Paguyuban itu mita punya ketua sendiri, bendahara sendri jadi kalau kita punya rencana apa-apa wali murid ngomong sama gurunya kita buat begini Bu boleh nggak Bu? kita itu biar gunung sari ada power misalnya wali murid ada gagasan kita ngumpul di rumah dulu misal kita mau buat kegiatan di sekolah kita konsultasi sama guru bisa nggak gitu,”tutur Suwarmi Selasa (12/10/2021).
“Dan iuran wajib Rp. 2 ribu rupiah ada pemegang sendiri-sendiri setiap wali murid dan wali kelas nggak tau sama sekali. Pembelanjaan apa-apa sendiri ada ketua masing-masing kelas. Karena sekolah gunung sari pinginnya maju semua, itu gagasan dari masyarakat, wali kelasnya diam nggak tau apa-apa karena minta restu aja, dan kegiatan ini berjalan semenjak anakku duduk di bangku kelas 1 jadi sudah 3 tahun berjalan,” paparnya. (*).