BUKAN NYA MEBDAPAT ILMU 2 SISWA PKL INI MALAH DI TUDUH MENCURI
LAMPUNG TIMUR – (LN) – Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Namun bagaimana jadinya jika siswa yg sedang belajar selalu tertekan dengan bentakan, malah secara tidak langsung, mental meraka pasti terganggu.
Pada hari Sabtu 8/12/2018 wartawan LampungNet mendapat informasi bahwa adanya siswa yang lagi PKL dituduh mencuri alat kunci mesin oleh pemilik bengkel, kejadian tuduhan ini sudah kedua kalinya, beberapa waktu yang lalu pernah siswa dituduh mencuri alat mesin, akan tetapi tidak ada bukti, dan tanpa disadari, alat kunci tersebut disimpan oleh istri pemilik bengkel.
Siswa PKL itu inisial (Ang),(Hr),dan (An),
saat diwawancarai wartawan lampungNet mereka mengatakan, “betul pak, ini sudah kedua kalinya kami dituduh mencuri, sambil teriak teriak minta dibalaikin atau ganti duit, yang lalu kami pernah dituduh beberapa waktu yang lalu, gak taunya disimpan sama istrinya, kami PKL bukan hanya belajar mesin, kami disuruh muat kayu, ngaduk semen, nyangkul dll, tapi untuk tuduhan ini, kami tidak terima, kami juga udah lapor ke pamong desa,” tandasnya.
Pada hari senen 10/12/2018, siswa dipanggil oleh ketua panitia PKL Smk Maarif 2 Pugung raharjo, (M.toyeb), supaya siswa ditemukan dengan pemilik bengkel (Prapto), namun saat siswa datang ke sekolah, Prapto tidak bisa hadir, keterangan dari M.tayeb, lagi ada urusan gak bisa hadir.
Saat wartawan LampungNet konfirmasi, “apakah selama satu bulan setengah ini siswa PKL pernah di kunjungi”? M.toyeb menjawab “kami adakan blusukan ke siswa itu ada jadwalnya, satu bulan dua kali, itu yang kemarin kami kebengkel, saat ada musibah kecelakaan orang tua prapto bawa mobil muat kayu, terus ada anak sekolah nabrak mobil itu hingga anak sekolah itu meninggal ditempat,”ungkap, M.toyeb.
Pada hari selasa18/12/2018 kami dari LampungNet mencoba berkunjung ke kediaman Prapto, akan tetapi Prapto pemilik bengkel lagi kemetro, “sama saya aja pak,” kata istri prapto, saat diwawancarai, “kami bukan menuduh mereka, kami hanya mendidik mereka supaya disiplin dan tanggung jawab, selama kurang lebih satu bulan setengah, siswa yang lagi PKL disini gak pernah ada kunjungan dari sekolah, kecuali saat awal mengantar siswa, hingga saat ini, guru dari sekolah belum ada yang datang,” tandas nya.
Pada hari selasa18/12/2018 sekitar pukul 17.00, orang tua murid mendapat kiriman surat dari sekolah yang memberi surat ,ketua panitia PKL (M.toyeb) yang harus ditanda tangani Wali Murid, yang isi surat itu,” kedua belah pihak sudah sepakat mengadakan perjanjian perdamaian”, sedangkan kami selaku Orang Tua Murid masih bingung pak, kami selaku orang tua murid hingga saat ini belum pernah bertemu bahkan komunikasi, baik dari pihak yang memfitnah anak kami, atau dari pihak sekolah, jika kami tidak tanda tangan disurat perjanjian ini, werpack dan buku bengkel, guru tidak berani mengambilnya, anak kami PKL pake biaya lo pak, 700rb bukan gratis, dan dengan adanya tuduhan ini, kami selaku orang tua tidak terima”, tutupnya.
P:(Herman.S)