Gawat Meski Habiskan Dana 245 Juta. Pansimas Gunung Timbul Disoal Warga
Tulang Bawang Barat, (Lampung net, com)– Warga Tiyuh Gunung Timbul Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) keluhkan dengan ada rencana untuk penarikan sumbangan Pembuatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) tahun 2021.
Pembangunan Pamsimas yang dibangunkan di Suku II Tiyuh Gunung Timbul dengan anggran sebesar Rp 245 juta, yang di kerjakan sejak bulan April 2021 tersebut tak kunjung rampung, yang mana dalam pembangunan pamsimas tersebut sudah hampir berjalan selama empat (4) bulan.
Menurut keterangan Mukri salah satu warga tiyuh Gunung Timbul mengatakan, dalam pembangunan pamsimas tersebut untuk dapet SR (Sambungan Rumah) itu belum ada kejelasan, alasan dari mereka provinsi tidak mengatahui untuk berapa rumah.
Lanjut Mukri, Seharusnya sebelum mereka memerintahkan penggalian untuk sambungan kerumah-rumah mereka harus musyawarah terlebih dahulu, agar mereka tau masyarakat setuju atau tidak untuk sumbangan tersebut.
“Jadi mas setelah penggalian untuk SR kami masyarakat pada hari jumat (13/8) lalu, disuruh rapat, dalam rapat tersebut mereka meminta untuk setiap warga yang akan mendapatkan aliran air dari pamsimas tersebut untuk melakukan sumbagan sebesar Rp 120 ribu dengan alasan mereka untuk pembelian shok, kran, pralon dan pemutar kran air,” terang Mukri.
Dalam rapat tersebut Tohar juga menegaskan, kami masyarakat tidak ada yang mau untuk melakukan sumbangan tersebut, “kami warga tidak mau untuk melakuakan sumbangan tersebut, masak dana sebesar Rp 245 juta tidak cukup untuk melakukan pembangunan pamsimas tersebut,” tegas Mukri.
Karena menolak untuk melakukan sumbangan tersebut, hingga saat ini pembangunan pemsimas tidak kunjung dilanjutkan.
“Sampai saat ini karena warga tidak ada yang mau bayar sumbangan tersebut jadi proyek pamsimas tersebut terbangkalai begitu saja mau dilanjutkan atau tidak itu tidak jelas,” keluh Mukri.
Ungkapan yang sama juga di lontarkan oleh Tohar yang mengeluhkan dengan ada sumbangan yang diminta oleh pihak KKM Pamsimas tersebut.
“Iya memang benar mas kami pernah rapat, disitu kami dimintai untuk membayar 120 Ribu alasannya untuk membeli Pralon, kran, dan shok. Ya kami masyarakat menolak mas nggak mau nyumbang karena masak iya sih mas dana 245 juta itu nggak cukup? jangankan untuk nalangin masyarakat tukang (pekerja) aja banyak yang belum di bayar kok mas ada yang 14 hari bahkan ada yang sampai 19 hari, itu pak Nano juga belum di bayar mereka mas,” ungkap Tohar.
Selain itu, saat Tim awak media turun ke lokasi pembangunan Pamsimas dan melihat KWH listrik bertuliskan PERIKSA.
Sementara Edi selaku Satuan pelaksana (SATLAK) pamsimas tiyuh gunung timbul mengungkapkan, “disini saya hanyalah satlak yang pegang kekuasaan adalah Kasminto Selaku kelompok keswadayaan masyarakat (KKM) Pamsimas,” ungkap Edi.
Saat singgung terkait sumbangan yang akan diminta mereka kepada masyarakat edi berkilah bahwasanya terkait sumbangan Rp 120 ribu adalah swadaya masyarakat,” Sumbangan Rp 120 ribu itukan memang swadaya masyarakat untuk mereka membeli pralon, kran, shok. Dari Pamsimas itukan hanya membangun menara sama saluran itu aja yang lain nya memang swadaya masyarakat,” kilahnya.
Sedangkan saat ditanya soal KWH yang bertuliskan PERIKSA Edi mengaku KWH tersebut memang dipasang dari pihak PLN.
“Dari awal pengerjaan Pamsimas itukan memang sudah terpasang, yang masang itu Dedi rumahnya di Candra,” ungkapnya.(Tim /Alba )