Kisah Sedih ibu Tuwiyem Warga Babatan Katibung “Sudah 15 Tahun Ditinggal Suami “Berjuang Hidup Demi 4 Orang Anaknya
LAMPUNG SELATAN. KATIBUNG-Kisah sedih ibu Tuwiyem (60) janda 4 orang anak warga Dusun Tritunggal Desa Babatan Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan,selama 15 tahun ditinggal sang suami yang telah meninggal dunia.Berjuang hidup untuk anak -anaknya sebagai buruh pengumpul barang rongsokan.
Ibu Tuwiyem bersama anak-anaknya tinggal dirumah kontrakan, dengan kondisi 4 orang anak yang masih kecil, tidak membuat ia putus asa untuk menjalani hidup dengan keterbatasan yang ada.
Ironisnya,kondisi yang dialami ibu Tuwiyem ini tidak pernah tersentuh oleh perhatian Pemerintah desa ataupun Pemerintah kecamatan setempat ,maupun Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lampung Selatan dalam membantu masyarakat miskin.
Saat dikonfirmasi dengan Lampungnet. com di tempat ibu Tuwiyem bekerja beberapa waktu lalu. Sabtu (21/07/2019).
ia mengatakan semenjak suami tidak ada (meninggal dunia red) ,dirinya mengaku putar otak bagaimana cara meneruskan hidup, meski harus berjuang sendiri tanpa suami.
“Kemarin itu hidup saya ada di titik nadir. Sulit menjawab pertanyaan, harus bagaimana? Bayar uang anak sekolah, dan akhirnya anak harus putus sekolah dasar .Belum lagi memberi mereka makan.Dengan kondisi ini saya hanya bisa Bersukur kepada Allah, Apapun saya lakukan, Alhamdullah saya dan anak -anak masih bisa menjalani hidup sampai sekarang”kata ibu Tuwiyem sambil bekerja memilih satu persatu barang rongsokannya.
ia mengaku pekerjaan sebagai pengumpul barang rongsokan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari -hari ke 4 orang anaknya dengan segala kondisi yang terbatas.
“Apapun saya lakukan. Yang penting halal, demi anak saya.Bersukur saja,kalau untuk upah bisa untuk beli beras dan makan dan bayar kontrakan “ujarnya.
Sementara saat ditanya pernah mendapat bantuan pemerintah seperti bantuan raskin,ibu Tuwiyem mengaku selama ini tidak pernah mendapat bantuan.
“Selama ini saya tidak pernah mendapatkan bantuan apalagi bantuan Pemerintah.Kalau beras saya beli sendiri. Gak pernah dapat bantuan Raskin apalagi seperti program PKH ,sama sekali tidak pernah “ungkapnya.
Diketahui,ditempat ibu Tuwiyem bekerja sebagai pengumpul barang rongsokan,ia ditemani Sutiha (70) yang setiap harinya juga bekerja sebagai buruh pengumpul barang rongsokan. (Aka Sior)