Saimen 70 Tahun, Warga Tiyuh Tirta Makmur Butuh Uluran Tangan Dari Masyarakat Dan Perhatian Pemerintah TUBABA
Tulang Bawang Barat – (LN) – Hidup sebatang kara dengan rumah berukuran -+ 4×5 meter persegi, dengan kondisi rumah yang tidak layak huni oleh seorang nenek renta yang kesehariannya hidup mengandalkan pemberian dari tetangga dan kerabat yang berada di sekeliling nya,
Saimen (70) tahun sudah lama di tinggalkan suaminya sejak sekitar 1 (satu) tahun lalu meninggal dunia di karnakan kecelakan yang membuat suami nya meninggalkan ia selamanya, “Saya sudah dua tahun sakit seperti ini, saya tidak tau sakit apa tapi saya gak bisa berjalan, saja berjalan aja sambil duduk karna kedua kaki saya tidak berpungsi, tapi dulu sebelum suami saya meninggal saya memang di urusin ama suami saya, dari mandi saya dia yang ngurusin saya, sampai saya makan ganti pakaian aja dia yang yang gantiin, tapi sekarang dia sudah meninggal dunia karna kecelakaan sehingga saya merasa kehilangan semua yang saya punya,”ucap Saimen dengan menggunakan bahasa daerah yang di artikan oleh tetangga nya ratinah kepada SKH medinaslampung, pada minggu (25/8/2019).
Ratinah (45) tahun salah satu tetangga Saimen nenek renta yang mempertahankan hidup nya dengan mengandalkan belas kasihan dari kerabat tetangga sekeliling nya mengatakan,
“nenek Saimen ini sudah lama sakit dia di sini tidak ada anak dan suaminya juga baru meninggal satu tahun yang lalu, kalo dulu bang mbah Saimen memang di urusin ama suaminya kalo dia sakit di obatin ama suaminya, tapi selama suaminya meninggal dunia ia hidup dengan meminta-minta dari warga sekeliling nya, termasuk saya juga kalo ada makanan saya kasih karna kasian dia kadang-kadang tidak makan,”ucap nya.
Selain itu, ratinah juga mengatakan, “Saya kasihan melihat mbah Saimen, kedua kakinya itu tidak berpungsi lagi sudah lumpuh tapi di tetep berjalan dengan gaya ngesot jalannya mundur, mbah Saimen juga setau saya ada bantuan yang di berikan pemerintah daerah kita seperti Beras 10 kg dan telor ayam baru ini, itu yang sudah di gunakan nya buat makan yang di tinggalkan kepada sodara nya, trus sodara nya yang udah bergantian memberikan makanan kepada mbah Saimen, tapi keadaan tempat tinggalnya yang masih perlu di perbaiki dan kesehatan nya, kami berharap sih kalo bisa di tempatkan di panti jompo kasian mbah nya, selama ini dari pemerintah tiyuh setempat tidak pernah ada membantu atau seperti apa, tapi pernah kepalo tiyuh nya lewat trus lihat mbah Saimen jalan ngesot di bantu nya cuma di kasih uang udah itu aja, kalo yang lain gak ada setau saya,”paparnya
Adanya bantuan dari pemerintah daerah menjadi keberuntungan terhadap mbah Saimen, tapi dengan keluhan nya terhadap kesehariannya tentunya menjadi tanggung jawab penuh terhadap pemerintah daerah.
“Saya memang punya bantuan dari pemerintah alhamdulilah untuk makan terkadang saya sudah mencukupi secukupnya untuk makan saya, tapi sekarang rumah saya yang keadaan nya sudah seperti gubuk saya berharap kepada pemerintah daerah kalo bisa rumah saya biasa di perbaiki dan saya bisa tidur yang enak, yang susah ini mas kalo malem itu kadang angin masuk kalo saya gak pakek selimut saya gak bisa tidur karna kedinginan,”harapannya.
Hingga berita ini di terbitkan kami dari medinaslampung mencoba menelusuri kepada pemerintah tiyuh Kepalo tiyuh nya tidak berada di rumah dengan pintu tertutup.”tungkasnya.
P:(Heri)